7. PLUTO

 



Pluto itu kata yang pertama muncul di NGL gue. Dari jutaan kosa kata yang ada di KBBI, kenapa yang mencuat pertama itu benda langit? Matahari bisa lah dirangkai jadi satu cerita utuh. Matahari itu punya kekuatan yang amat dahsyat buat ngebantu para manusia di bumi. Dengan sinarnya, dia bisa membuat lo pede buat ngajak dia lunch di sebuah restoran mewah di lantai paling atas dengan pemandangan langit, romantis abis. Bulan itu kalau gak ada dia sewaktu lo LDR-an bareng pacar, lo gak bisa bilang “Ayang keluar rumah deh, terus liat bulan. Kita lagi liat bulan yang sama yah, aku jadi ngerasa deket” ditambah emot cium delapan biji.  Lah Pluto? Dianggap di tata surya aja kagak, cemen abis.

Jujur, gue gak tahu mau tulis apaan. Sampai suatu pagi, abis nguras danau di sebuah pulau (baca: ngelap iler) karena ketiduran dan lupa matiin, playlist gue di laptop mainin lagunya Pee Wee Gaskins yang judulnya Jumping Jupiter. Lagunya menceritakan tentang cowo yang susah move on terus kepikiran “Masa gue harus pindah ke Jupiter biar lupa sama lo?” Di situ gue kepikiran sesuatu. Pluto itu baru-baru ini tidak lagi dianggap sebagai planet, jadi tidak lagi masuk di tata surya. Ini mengingatkan gue ke enam tahun lalu.

Enam tahun lalu, gue punya teman dekat, sebut saja O, Oli samping. Gak, jadi si O ini bisa dibilang teman curhat pertama gue lah. Kita bisa ngomongin apapun, dari temen yang backstreet sampai guru killer yang mulutnya akan muncrat-muncrat bau garpit kalo lagi ngajar. Tidak mungkin kalo berteman dekat dengan perempuan tidak naik ke hati. Si O naik ke hati. Eh ternyata gue juga, bahkan sampai hepatitis C. Setelah itu, kita jadi tahu perasaan masing-masing.

Ada perasaan ragu yang gue rasain saat itu. Selama O cerita ke gue soal cowo gebetannya yang dulu. Gue rasa dia dengan mudah jatuh hati ke orang lain. Setelah selesai dengan yang satu dengan cepat dia menemukan penggantinya. Disaat itu, tibalah gue sebagai penggantinya. Heran, kok dia mau sama cowo cupu gak punya bakat kaya gue. Mantan-mantannya lebih keren dan punya kelebihan yang bisa jadi identitas mereka. Ada yang anak OSIS, anak PMR, anakonda. Sedangkan kelebihan gue adalah bisa ngebedain mana earphone yang sebelah kanan sama kiri.

Ada perhatian yang lebih dari biasanya. O ngingetin gue lebih sering dari biasanya, lebih intens chatting-an sama gue, dan senyumnya ada terus tiap hari. Di situ gue merasa kurang layak buat dia, gue merasa kami tidak sejajar. Dia pulang naik mobil, walaupun gue naik mobil juga (baca: angkot). Banyak keminderan yang gue pikirkan saat itu. Kecemasan gue yang paling besar terjadi ketika kami lulus. Kami pindah ke sekolah yang berbeda dan dia ketemu orang lain.

Gue tidak lagi menjadi planet di tata suryanya. Dia bertemu planet lain yang ukurannya jauh lebih besar dari gue. Gue punya banyak kelemahan sama seperti Pluto. Gravitasi gue terlalu lemah buat jadi salah satu syarat objek di tata suryanya. Dilansir dari bobo.grid.id disana katanya ‘Planet dengan massa yang lebih kecil akan memiliki gravitasi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kekuatan gravitasi pada bintang dan lubang hitam. Namun, khusus untuk Pluto, kekuatan gravitasinya memang tidak mencukupi untuk disebut planet’

Jarak pluto juga terlalu jauh dari matahari. Dengan planetnya sekarang, gue terlalu jauh buat bersaing, cowo itu jauh lebih bersinar.

Bobo.grid.id juga bilang ‘Sebenernya tidak ada yang berubah dari Pluto, tetapi yang berubah adalah definisi dari planet untuk memenuhi kriteria tata surya’

Dari jutaan kosa kata, kenapa Pluto yang muncul pertama di NGL gue. Gue gak kepikiran Pluto itu akan jadi cerita yang kaya apa. Baru bangun tidur, gue malah dengerin lagu Jumping Jupiter berujung dengan gue menceritakan tentang ingatan gue enam tahun lalu. Terus sampai ingatan itu selesai diceritakan, gue masih gak tau mau tulis apaan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEBELUM TIDUR

SERBA - SERBI MENJADI ORANG YANG MEMBOSANKAN

DO PEOPLE THINK ONLY ABOUT LOVE IN THEIR WHOLE LIFE?